Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari Minggu (28/10) menjadi salah
satu momentum penting bagi seluruh masyarakat Indonesia. Momen sejarah
ini mengingatkan kesetiaan pemuda Indonesia untuk tetap membela tanah
air.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, perayaan Sumpah Pemuda salah satunya
dilakukan dengan pembacaan deklarasi oleh 400 orang pelajar tentang
Sekolah Indonesia Sejahtera. Deklarasi tersebut menyatakan bahwa pelajar
di Yogyakarta bertekad untuk mengatasi kekerasan antar pelajar.
Tak hanya itu saja, ribuan mahasiswa pun menyampaikan deklarasi hasil
kongres pemuda nusantara yang berlangsung di Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Salah satu wakil dari mahasiswa, Khairul Umam, yang
membacakan deklarasi tersebut mengatakan, ini merupakan bentuk ekspresi
dan keprihatinan pemuda terhadap berbagai permasalahan bangsa.
Terkait dengan karakter kebangsaan, disintegrasi kebhineka tunggal
ika-an, penyalahgunaan narkoba, korupsi, dan tindak kekerasan yang
sekarang ini sering terjadi di berbagai wilayah Nusantara. “Kami
menyatakan ingin meneguhkan kembali ideologi Pancasila dengan
memperbaharui dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila pada masa
sekarang dan masa yang akan datang sebagai kebenaran karakter
Indonesia,” paparnya.
Rektor UGM Pratikno yang menjadi inspektur dalam upacara hari sumpah
pemuda di UGM mengatakan, semangat perayaan hari Sumpah Pemuda tidak
hanya selesai lewat pembacaan deklarasi. Melainkan perlu implementasi
dalam kehidupan sehari-hari dalam komitmen pemuda pada satu nusa, satu
bangsa, dan satu bahasa.
Ia melanjutkan bahwa pemuda juga harus mampu meningkatkan kualitas
akademis, integritas moral, dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan,
serta manajerial untuk menyongsong masa depan Indonesia yang lebih baik.
Untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas kepemimpinan, Praktino
berharap pemuda mampu menghindari permasalahan dasar seperti narkoba,
kekerasan, dan tawuran.
Ia mencontohkan di era tahun 1940-an hingga 1950-an, banyak muncul
anak-anak muda yang menjadi pemimpin visioner yang memiliki integritas
moral dan komitmen kebangsaan tinggi. “Republik ini pernah diwarnai
pemimpin usia belasan. Karenanya, jangan menunggu memasuki terlalu usia
dewasa untuk punya peran signifikan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron mendorong para
pemuda, pelajar, maupun mahasiswa Indonesia untuk ikut berperan dalam
pembangunan bangsa, salah satunya di bidang kesehatan. Langkah ini bisa
dilakukan melalui berbagai gerakan yang melibatkan pemuda seperti
gerakan sadar gizi, gerakan anti narkoba, dan gerakan olahraga sehat.
Kiprah pemuda di bidang kesehatan tidak bisa dilepaskan dari sejarah
perjuangan bangsa. Ia mencontohkan para pejuang bangsa seperti dr.
Wahidin Sudirohusodo, dr. Sutomo, maupun Prof. dr. Sardjito, adalah
mereka yang ikut menjadi pelopor gerakan pemuda saat itu.
Ali Ghufron menambahkan, persoalan kebangsaan yang dihadapi pemuda
saat ini makin kompleks seperti narkoba dan penyelewengan teknologi
informasi. Ia berharap para pemuda, pelajar, dan mahasiswa Indonesia
sebagai agen perubahan mampu berkiprah secara positif bagi kemajuan
bangsa.
Dengan keberanian, cita-cita, dan kecerdasan kolektif yang dimiliki,
ia yakin pemuda Indonesia akan mampu membawa perubahan dan reformasi ke
arah yang lebih baik.
sumber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/10/kembalikan-kaum-muda-jadi-agen-perubahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar